Wonosobo, IDNEWS
Kawasan Islamic Center Al Maa'un Sapuran Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah tengah merintis system pertanian modern dengan Smart Green House. Project tersebut diawali dengan pemasangan jaringan listrik tenaga surya bekerjasama dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Model smart green house merupakan sebuah system pertanian modern yang dilengkapi dengan sistem automatisasi berbasis teknologi. Sistem ini dirancang untuk mengontrol kondisi dalam green house secara otomatis, termasuk suhu, kelembaban, dan pencahayaan, yang telah didukung oleh panel surya untuk menekan biaya listrik dan meningkatkan profit.
Smart Green House juga merupakan unit kerja instiper yang berfokus pada riset mengenai aplikasi dan pengembangan alat Device Control System (DCS) dalam budidaya hidroponik yang secara otomatis, baik untuk komoditas buah maupun sayur.
Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Arrad Ghani Safitra menjadi pembimbing dalam penerapan teknologi green house berbasiskan listrik dari PLTS (pembangkit listrik tenaga surya). Bersama tim dari kampus yang berlokasi di Surabaya tersebut, memberikan pembekalan kepada petani Wonosobo dan bermitra dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sapuran.
Panel Surya telah dipasang di atas gedung Pertemuan Al Maa'un dan akan menghasilkan listrik hingga 7.000 watt.
Listrik dari tenaga surya bekerja secara otomatis dengan menggunakan panel surya untuk menghasilkan listrik saat matahari bersinar. Listrik ini kemudian menggerakkan pompa air, blower dan kebutuhan listrik lainnya di lingkungan Al Maa'un.
Sistem ini dapat dikendalikan dengan menggunakan teknologi sensor dan kontrol yang memungkinkan petani untuk mengatur waktu dan volume air yang diperlukan untuk tanaman termasuk kelembaban udara nya.
Pengelola Pondok Pesantren Al Maa'un Sukarwi mengatakan, Melon menjadi salah satu komoditas buah yang dibudidayakan di green house. Hal itu mengikuti tren bahwa budidaya melon hidroponik semakin populer karena lebih efisien dan menghasilkan buah dengan kualitas yang lebih baik.
Budidaya melon dengan sistem hidroponik dan green house memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh budidaya melon konvensional. Diantaranya, pengaturan nutrisi untuk tanaman melon menjadi lebih mudah dan akurat. Dengan cara ini, produktivitas dan kualitas hasil panen akan meningkat.
Selain itu, sistem otomatisasi dalam budidaya melon green house dan hidroponik juga memungkinkan pengendalian suhu dan kelembaban ruangan secara otomatis.
Dengan demikian, efisiensi tenaga kerja dan waktu tanam dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa terpengaruh oleh fluktuasi cuaca. Hal ini berbeda dengan budidaya melon konvensional di lahan terbuka yang hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, yaitu akhir musim hujan hingga awal musim panas.
Ada banyak jenis Melon di green house Al Maa'un yaitu New Century, Golden Aroma, Intanon itu dari Thailand, dan Fujisawa dari Jepang. Yang Golden Aroma dan New Century berasal dari Korea.
Tingkat kesulitannya macam-macam, yang dari Jepang itu tumbuhnya lambat, tapi batangnya kekar. Kalau yang Intanon itu yang pas-pasan, paling enak citarasa nya. Kalau yang jenis Korea punya karakter mudah terserang busuk batang.
Dengan aliran listrik tenaga surya tersebut diharapkan budidaya lebih efisien dan hasilnya maksimal ditunjang dengan Smart Green house. Pada panen yang lalu harga melon produksi green house Al Maa'un mencapai Rp. 40.000 per kilogram. Sedangkan jumlah buahnya dalam 1 batang berkisar 1 sampai 3 buah melon. (Budhy Sanjaya)
Tags
Peristiwa