Wonosobo, IDNEWS
Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kaliwiro Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah menyelenggarakan Pengajian Akbar dan mengukuhkan Kampung Berkemajuan di Desa Selomanik, Minggu 2 Februari 2025.
Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Camat Kaliwiro, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Wonosobo, jajaran Pimpinan Cabang dan Ranting, mahasiswa KKN dari UMP, Ortom Muhammadiyah serta jamaah dan masyarakat.
Pengukuhan Kampung Berkemajuan ini merupakan hasil kolaborasi antara Muhammadiyah, Lazismu Jawa Tengah, akademisi, dan lembaga pelestarian tanaman aren untuk memajukan desa dan meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi masyarakat.
Program Kampung Berkemajuan bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui pengembangan ekonomi lokal, pendidikan, kesehatan, serta pelestarian lingkungan. Selama tiga tahun ke depan, program ini menargetkan peningkatan kualitas hidup dan kemandirian ekonomi masyarakat, serta penguatan organisasi dan sumber daya manusia.
Dalam sambutannya, Ketua PDM Wonosobo Bambang WEN menekankan pentingnya bersinergi dalam organisasi. "Kita harus bersama sesuai dengan isi pokok anggaran dasar Muhammadiyah pada pokok pikiran ke-4. Dalam bermuhammadiyah, kita harus lantang," ucapnya dengan penuh semangat.
Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Prof. Dr. Ahmad Darmawan, juga menyampaikan bahwa kampung Selomanik harus menjadi percontohan sebagai Kampung Berkemajuan. Seluruh jamaah harus saling bersinergi dalam membangun kampung ini menuju masa depan yang lebih baik.
Peran civitas akademika, Lazismu, PCM dan PRM di Kaliwiro serta mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Purwokerto, sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan program ini. Mereka diharapkan dapat memberikan kontribusi melalui pengabdian masyarakat, pendidikan, dan pendampingan bagi warga. Mahasiswa diharapkan dapat mendorong ide-ide inovatif dan membantu masyarakat dalam pelaksanaan program kerja yang sudah disusun.
Zudi Setyawan, S.IP, sebagai juru bicara Kampung Berkemajuan, menegaskan bahwa peran serta jamaah dan masyarakat sangat diperlukan dalam mendorong kesuksesan program tersebut. "Keberhasilan Kampung Berkemajuan tergantung pada partisipasi aktif masyarakat dan kepedulian jamaah untuk menjalankan setiap program yang ada,” terang Zudi.
Pengajian akbar juga diharapkan menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan penuh semangat untuk membangun ranting Muhammadiyah yang berkemajuan. Dengan cita-cita besar ini, diharapkan PCM Kaliwiro dapat terus bersinergi dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Acara juga dirangkaikan dengan pengukuhan Jamaah Tanggap Bencana dalam rangka mewujudkan kesiapsiagaan dan kepedulian bersama menanggulangi bencana alam.
Dalam menghadapi berbagai ancaman bencana alam yang semakin sering terjadi, penting bagi masyarakat untuk memiliki kesiapsiagaan dan respons yang cepat. Salah satu inisiatif yang kini banyak dilakukan adalah pembentukan Jamaah Tanggap Bencana.
Organisasi ini berperan penting dalam membangun kesadaran dan kesiapan masyarakat terhadap bencana.
Pengertian Tanggap Bencana adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana, termasuk dalam hal pemulihan, penyelamatan, dan dukungan bagi korban. Tanggap bencana mencakup beberapa fase, mulai dari pra-bencana (mitigasi dan persiapan), saat bencana (respons), hingga pasca-bencana (pemulihan).
Dalam konteks ini, Jamaah Tanggap Bencana bertugas untuk mengorganisir dan memfasilitasi upaya tanggap bencana, serta membentuk jaringan komunikasi yang efektif antar anggota masyarakat dan pemangku kepentingan.
Partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan pelatihan, simulasi, dan membangun jaringan komunikasi untuk tanggap bencana sangat penting. Kesadaran masyarakat mengenai bahaya bencana dan cara menanggulanginya akan mengurangi risiko dan dampak saat terjadi bencana.
Jamaah Tanggap Bencana, memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat mengenai kesiapsiagaan dan membangun solidaritas antar anggota.
Akademisi melakukan paya penelitian dan pengembangan teknologi untuk mitigasi bencana harus dilakukan sebagai bagian dari tanggap bencana, sehingga masyarakat dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik terkait pencegahan dan penanganan bencana.(Fatkhurrohman)
Tags
Peristiwa