SALATIGA, IDNEWS
Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI) menggelar acara "Kick Off Program Eliminasi TBC Komunitas Kota Salatiga" sebagai langkah awal untuk mengurangi angka infeksi tuberkulosis (TBC). Kegiatan rapat koordinasi pembahasan program tersebut dilaksanakan di Kota Salatiga, Jumat 14 Februari 2025.
Acara tersebut dihadiri seluruh jajaran Mentari Sehat Indonesia Komunitas Kota Salatiga, Dinas Kesehatan Kota Salatiga, Dinas Pendidikan Kota Salatiga, serta perwakilan dari puskesmas dan rumah sakit setempat.
Dr. Supriyanto, S.Pd selaku Ketua MSI Jawa Tengah, membuka acara tersebut dan menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mencapai target zero TBC di tahun 2030.
"Harapannya dengan adanya kick off program eliminasi TBC ini, kami bisa bersama-sama mengurangi kasus TBC di Salatiga dan mengarah pada eliminasi total pada tahun 2030," ungkapnya optimis.
Program Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI) utamanya adalah serangkaian program dan kegiatan yang ditujukan untuk upaya membebaskan Indonesia dari TBC. Beberapa program yang dijalankan antara lain : Pelaksanakan kegiatan penyuluhan di masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang TBC, gejala, faktor risiko, dan cara pencegahan.
Kemudian melakukan Peningkatan Deteksi Dini, Menggalakkan skrining TBC untuk mendeteksi kasus lebih awal dan memberikan pengobatan yang diperlukan.
Selain itu juga membangun Kemitraan dengan Puskesmas, Berkolaborasi dengan fasilitas kesehatan umum untuk memastikan perawatan dan pengobatan bagi penderita TBC agar dapat diakses secara optimal.
Program MSI juga meningkatkan efisiensi pelaporan dan dokumentasi melalui sistem berbasis teknologi yang memudahkan tracking perkembangan kasus TBC.
Berfokus pada sharing data dua arah antara aplikasi SITK (Sistem Informasi Tuberkulosis) dan SITB (Sistem Informasi TB) untuk meningkatkan akurasi data dan respons nasional terhadap TBC.
Pemangku Kepentingan dalam Program Bebas TBC di tahun 2030 di Salatiga melibatkan Dinas Kesehatan yang akan mengawasi dan memberikan dukungan kebijakan serta fasilitas kesehatan untuk pengobatan TBC.
Dinas Pendidikan ikut mengintegrasikan edukasi tentang TBC dalam kurikulum sekolah untuk meningkatkan kesadaran di kalangan pelajar. Kemudian Puskesmas dan Rumah Sakit menyediakan layanan kesehatan bagi penderita TBC dan melaksanakan program skrining.
Peran Organisasi Masyarakat Sipil juga dibutuhkan peran aktif dalam kampanye dan sosialisasi mengenai pencegahan TBC.
Dinas Kesehatan dan puskesmas di Kota Salatiga sangat berperan dalam mendukung program MSI. Mereka bertindak sebagai garda terdepan dalam memberikan layanan kesehatan dan melaksanakan program pencegahan dengan menyediakan fasilitas dan SDM yang memadai untuk pengobatan serta pemantauan penderita TBC.
Penyakit TBC yang tidak terobati dapat memiliki dampak serius, antara lain Komplikasi Kesehatan, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan paru-paru yang berkepanjangan, serta meningkatkan risiko penyebaran penyakit ini ke orang lain.
Kemungkinan Kematian jika TBC dibiarkan tanpa pengobatan danhal ini dapat berakibat fatal, dengan angka kematian yang tinggi, terutama pada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Sedangkan beban Sosial dan Ekonomi akibat Kasus TBC menjadi tinggi menambah beban bagi sistem kesehatan dan mengganggu produktivitas masyarakat, yang berdampak pada ekonomi lokal.
Dengan pelaksanaan program ini, MSI berkeyakinan dapat mengurangi dan pada akhirnya mengeliminasi TBC di Salatiga, berkontribusi pada visi Indonesia bebas TBC di tahun 2030. Dukungan dari seluruh lapisan masyarakat serta koordinasi yang baik antara pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan mulia ini. (Fatkhurrohman)
Tags
Peristiwa