Temanggung, IDNEWS
Taman Kanak-kanak Bustanul Athfal (TK - BA) Aisyiyah Mujahidin Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, melaksanakan puncak kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) di 9 ruang kelas. Kegiatan tersebut digelar Sabtu Pagi 7 Desember 2024.
Profil Pelajar Pancasila merupakan ciri karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.
Sedangkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yaitu pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Bagi anak-anak TK, tentu diselaraskan dengan kemampuan anak-anak dimana harus tetap bekerjasama dengan orang tuanya. Maka melalui proses pembahasan bersama orang tua siswa, TK BA Mujahidin mengambil sub tema Festival Dolanan Anak.
Ini mengambil salah satu dari Kurikulum Merdeka yang menetapkan 4 tema P5 PAUD yaitu Aku Sayangi Bumi, Aku Cinta Indonesia, Kita Semua Bersaudara, dan Imajinasi dan Kreativitasku. Sedangkan nilai yang terkandung didalamnya menyangkut beberapa hal sebagai profil pelajar Pancasila, yaitu Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, Berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Kepala TK BA Aisyiyah Mujahidin Dwi Ambarwati mengatakan, puncak dari P5 bertema cinta tanah air, telah dipilih mengenal mainan tradisional.
"Latar belakangnya karena anak hampir tidak pernah mengenal permainan tradisional dan justru digantikan dengan gadget, bahkan ada yang sampai kecanduan main HP, jadi kami berusaha mengenalkan ke anak tentang mainan-mainan tradisional", terang Ambarwati.
Berbagai jenis permainan tradisional warisan budaya Indonesia ditampilkan di 9 ruang kelas. Anak anak-anak diajak main bersama orangtuanya dan teman sekelasnya. Kemudian secara bergantian mereka memasuki kelas bermain alat tradisional lainnya hingga 9 kelas dikenali semuanya.
Kegiatan P5 tersebut dilakukan selama satu minggu. Di hari pertama sampai hari keempat, anak-anak dikenalkan dengan berbagai mainan tradisional. Lalu juga ada kerjasama dengan orang tua di rumah. Mereka membuat mainan sesuai dengan pembagian di kelasnya masing-masing. Kemudian di puncaknya digelar Festival Dolanan Anak.
Mereka menyaksikan, melihat, mengenal, dan mencoba beraneka mainan tradisional yang sudah disiapkan di 9 kelas. Mainan tradisional tersebut berupa bakia, lompat tali, dakon, egrang dari bambu, egrang dari batok, layangan, ketapel, gasing, dan satunya lagi bedilan dari bambu.
Melihat minat siswa ternyata yang paling unik dan banyak penggemarnya adalah bermain egrang, gasing, dan bedilan.
Secara umum, permainan tradisional tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga sarana pembelajaran bagi generasi muda untuk memahami nilai-nilai kebersamaan, kerjasama, ketekunan, dan persaudaraan.
Dengan demikian kegiatan P5 dengan tema kearifan lokal ini memiliki beberapa tujuan utama, yaitu Melestarikan budaya lokal, Mengenalkan siswa pada kekayaan budaya lokal melalui permainan tradisional, Membentuk karakter, Menumbuhkan nilai-nilai seperti kerjasama, sportivitas, dan rasa cinta terhadap budaya bangsa.(Wilis Sanjaya)
Tags
Pendidikan